Seperti dilaporkan laman Radio Belanda, NRW,peringatan itu ditandai dengan peresmian Menara Eiffel. Orang-orang Jawa dan Sunda didatangkan penguasa Prancis ke Kota Paris untuk mengisi le village Javanais (Desa Jawa) --sebutan pavilyun Belanda-- dalam l’exhibition universelle atau pameran semesta yang saat itu digelar selama enam bulan.
Alat musik khas Jawa dan Sunda, Gamelan, menjadi ikon dalam pameran tersebut. Dentuman gamelan kala itu mampu menarik perhatian masyarakat Eropa. Sejak saat itu, keberadaan gamelan mampu menancapkan pengaruhnya pada musik Barat. Dengan pengaruhnya itu, komponis Prancis Claude Debussy (1862-1918) sukses mendobrak pembaruan pada musik klasik Barat.
Debussy dikenal sebagai komponis pelopor aliran impresionisme dalam dunia musik. Dalam menyebut gamelan seseorang memang harus kritis. Apalagi orang Indonesia, negeri asal gamelan itu. Di Barat orang memang sering menyebut Debussy terpengaruh gamelan Jawa. Kemudian diuraikan gamelan Jawa punya tangga nada pélog dan sléndro, mungkin setara dengan minor dan mayor dalam musik Barat.
0 komentar:
Posting Komentar