MEDAN- Penggunaan tato sudah berubah menjadi lifestyle. Bukan hanya digandrungi kaum pria, bahkan wanita pun tak ketinggalan zaman mentato bagian tubuhnya. Anggapan bahwa pemakai tato mencerminkan kepribadian yang metal, premanisme dan anarkis, kini berubah menjadi suatu hal yang lumrah dan tren saat ini.
“Memang dulunya pemakai tato dapat dihitung dan kebanyakan laki-laki. Apalagi dulunya pemakai tato ini sering dianggap preman dan menyeramkan. Sekarang tidak lagi, tato sudah menjadi lifestyle, bahkan tidak sedikit perempuan yang memakai tato di tubuhnya,” kata Bimo pemilik Fat Boy TaTToo di lantai 3 Plaza Medan Fair, seperti dberitakan Sumut Pos.
Menurutnya, memiliki tato adalah pilihan. Tato merupakan bagian dari seni dan setiap motif yang dipakai pada bagian tubuh menunjukkan karakter seseorang. Selain itu, dengan membubuhi tato pada tubuh diyakini sebagai media penyalur jiwa kesenian manusia.
“Tato tidak mengenal usia, karena digemari semua kalangan, baik tua ataupun remaja. Tato juga dinilai memberikan sentuhan unik dan artistik pada bagian tubuh yang ditato,” ujarnya.
Banyak alasan seseorang merelakan bagian tubuhnya di tato. “Ada yang ingin mengabadikan sebuah momen atau nama pasangannya. Bahkan ada juga yang sekedar iseng atau mencoba pengalaman baru dengan jarum tato. Tapi tidak bisa dipungkiri seni tato di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat, apalagi didukung dengan banyaknya artis Indonesia yang menyematkan tato pada tubuhnya,” terangnya.
Pria asli Jawa ini mengaku awal mulanya tertarik pada tato karena temannya. “Teman saya banyak yang pakai tato. Karena tertarik, saya belajar secara otodidak, lalu mendalami pembuatan tato di Batam hampir satu tahun. Setelah itu, saya buka tempat pembuatan tato dan memberi nama Fat Boy TaTToo yang sudah berjalan dua tahun,” ungkapnya.
Namun, sambungnya, di Jawa penggunaan tato lebih berkembang dari pada di Medan. “Di Medan sambutannya lumayan baik, terutama dari kalangan Tionghoa.
Tato dibuat sebagai suatu simbol atau penanda yang memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi seseorang dan sebagai keberanian dari si pemilik. Tato juga dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri. Namun, tergantung orang tersebut apakah ingin memakai tato permanen ataupun temporer.
“Tato permanen tidak bisa dihapus begitu saja dan tahan dalam jangka waktu yang lama. Kalau tato temporer bisa bertahan hingga 3 minggu saja. Penggunaan alatnya juga berbeda. Untuk tato temporer biasanya lebih simpel dan ditunggu sekitar setengah jam supaya tintanya kering,” kata Bimo.
Di Fat Boy TaTToo, katanya, peralatan tato yang digunakan steril. “Mesin tato yang digunakan memakai jarum khusus. Jadi jangan takut tertular HIV/AIDS karena pemakaian jarum suntik yang tidak steril. Tinta yang digunakan tanpa toxic dan tidak boleh asal-asalan, supaya tidak menjadi alergi di tubuh yang ditato,” urainya.
Proses pemakaian tato tidak begitu memberikan efek sakit. “Paling sakitnya cuma sebentar. Apalagi bagian tubuh yang di tato tidak dibius karena nantinya hasil gambarnya tidak maksimal. Kalau laki-laki kebanyakan memilih tato dilengan. Lain lagi perempuan yang banyak memilih di tangan, ataupun kaki,” ungkapnya.
Untuk menjaga warna tato permanen tetap terlihat bagus, perawatan khusus harus dilakukan. “Setelah tato dibuat, paling tidak dalam seminggu lebih, tato tersebut tidak boleh terkena sengatan matahari langsung, tidak boleh berenang karena masih dalam penyembuhan dan tidak boleh terkena sabun supaya warnanya tidak pudar. Setelah itu, perawatannya dengan memberikan lotion khusus tato agar warnanya tetap terjaga dan kualitasnya bagus,” jelasnya.
Motif tato, sebut pria asli Jawa ini, didesain khusus olehnya. Harga juga bervariatif tergantung motif yang dipilih serta lama pembuatan “Membuatnya tidak lama, paling membutuhkan waktu 2-3 jam. Harganya juga tergantung motif, dari Rp350 ribu hingga jutaan.
sumber : JPNN
0 komentar:
Posting Komentar